January 23, 2021

lantai 29.

Dalam lenggangnya jalan raya sore lalu, 

Aku bersenandung sebuah lagu, lagu jatuh cinta.

Memandangimu dari pantulan lain di sebuah kaca, berharap kamu dapat mendengarnya juga.

Beberapa kali sempat tidak percaya bahwa kamu ada, sangat jelas amat nyata.


Di antara lelahnya malam, aku sungguh kehilangan kata-kata.

Kamu tidak lupa bahwa aku mengagumi indahnya lampu kota.

Sempat aku berbisik pada Tuhan mengucap terima kasih, penuh air mata.

Sekali lagi, aku tidak percaya bahwa kamu ada, sangat jelas amat nyata.


Pada hadirnya cahaya yang menjelma menjadi pagi.

Kamu berandai-andai, dan bertanya secara hati-hati:

Akankah ada kita jika perasaan ini tak pernah aku bagi?

Pelu lidahku, terdiam, tak ada satupun kata yang dapat aku beri.


Tiba-tiba sunyi lagu cintaku, terjeda lama senandungku.

Yang terdengar hanya detak jantung dua hati yang saling tunggu.

Saling beradu pada melodi tak tentu.


Akhirnya sudah begitu saja,

Aku dan kamu ternyata belum mampu jadi nyata.

Biar aku pergi dulu, biar kamu tak keliru.

Biar reda hatiku..


Aku tinggalkan kenangan di lantai 29.

Titik indah memandang cahaya lampu kota dan jalanan..

Semoga kamu membaca wajahku sebagai pesan..

Semoga apapun yang aku rasakan dapat kamu artikan dari sebuah pelukan.


Sampai jumpa lagi cahaya lampu kotaku.

Aku tahu kamu tidak pernah sepenuh hati..

Hanya muncul malam hari, lalu pagi pergi.

Sampai bertemu lagi,

Apapun suasananya nanti..




Bekasi, 23 Januari 2021

Dini Supandi.


0 Comments: