February 11, 2016

Kuning dan Jingga

Hallo perkenalkan, nama saya Kuning, tetapi saya menyukai warna Merah Jambu. Saya tinggal di tempat yang sempit dan bau. Bentuknya kotak, terdapat dua jendela, dan juga sebuah pintu.

Setiap hari, saya berolahraga. Loncat, lari, dan bermain bola.

Saya suka tidur, itu membuat badan saya lentur. Bergerak kesana kemari tidak teratur di dalam bunga tidur.
Saya akan terus terlelap hingga gelap lenyap.

Sayuran adalah makanan kesukaan saya. Apapun jenis sayuran, saya akan suka. Saya akan terus makan jika sayuran itu belum juga binasa.
Tidak tunggu satu detik pun pasti akan saya habiskan. Saya sangat menyukai sayuran.
Tetapi Sayur Kol membuat pipis saya bau, itu mengapa ibu saya tidak pernah memberi saya satu.

Pernah suatu hari, ibu saya memberi Kol kepada saya, saya lahap habis dan sampai minta tambah. Malam harinya saya tidak tahan untuk buang air kecil, pipis lah saya walau hanya se-upil.
Pada pagi hari, air pipis saya sangat menyengat dengan bau tak sedap. Lalu ibu saya telah dengan rela membersihkan pipis saya dan menyanyikan lagu. Maafkan saya, ibu, saya telah membuatmu bau.

Saya benci dingin. Karena dingin selalu membuat saya berhenti bergerak, dan saya tidak suka untuk harus tetap diam di tempat.
Dingin juga membuat saya susah tidur. Padahal, tidur membuat saya lentur.

Saya wangi jika habis mandi. Aroma sabun saya aroma buah khuldi. Ibu saya selalu memberikan saya sabun itu jika saya mandi.
Seluruh tubuh saya kemudian akan berubah basah.
Sekali lagi, saya benci dingin. Tetapi tak apa jika sabunnya harum terbawa oleh angin.

Hari ini, saya pergi keluar rumah. Menelusuri jalan berbatu dan juga tanah.
Melewati banyak teman dan juga kawan. Kiri kanan saya lihat jalanan, banyak orang yang lalu lalang.
Mereka tinggi dan besar, melewati saya bagai raksasa kekar.
Terkadang mereka terhentak, kemudian mereka berteriak.
Terkadang mereka menjerit, dan kadang memandang saya dengan sipit.
Tetapi ada yang kemudian menyapa, menanyakan saya siapa dan tinggal dimana.

Sepertinya saya sudah terlalu lama bermain di luar rumah. Sudah terlalu lelah kaki ini untuk melangkah.
Ibu.. dimana???
Ibu.. Saya hilang arah..
Ibu...
Saya ingin kembali ke rumah..

....


Halo, namaku Jingga. Aku adalah ibu yang penuh kasih dan cinta.
Aku mencintai anakku. Dia adalah anak yang paling lincah dan lucu.
Anakku tidak pernah berhenti untuk diam, kecuali untuk tidur. Dia akan terus bergerak sampai dia pulas dalam mimpinya yang kabur.
Anakku rajin makan. Perutnya tambun seperti raksasa penghuni bangku taman.
Aku suka memeluk dan menggendong anakku jika ia sudah selesai mandi. Karena harumnya seperti buah khuldi.

Sore tadi, ku ajak ia bermain sehabis mandi. Tubuhnya bergoyang kesana-kemari. Mengikuti arah aku berlari.
Malam ini, aku menemaninya sampai ia tidur, kemudian menutup pintunya yang hancur. Maafkan ibu, Kuning, pintu mu yang hancur belum sempat Ibu perbaiki dan diberi kunci.

Selagi Kuning terlelap, aku akan makan malam dan menonton mobil balap. Kemudian akan tidur pada jam 12 seperempat.
Oh Kuning..
Mungkin besok pagi akan ku temui tukang reparasi dan pintu mu betul kembali.

..


Oh tidak!
Hari sudah pagi, dan matahari telah menyala!
Ini adalah kecerobohan aku yang ke-dua puluh dua!
Aku terlelap saat menonton mobil balap!

Aku harus melihat Kuning dan menyapanya dengan senyum hangat, bukan dingin.

Oh tidak!
Ini adalah kecerobohan aku yang ke-dua puluh tiga!
Kuning tidak ada di tempatnya!
Kuning hilang dalam sepinya malam! Ini salahku yang tidak mengunci pintu hancur, rusak, dan usang!

Maafkan Ibu, Kuning.

Kamu terlepas selagi di kandang.

Oh..

Kelinciku yang malang...








11 Februari 2016,
Dini.

0 Comments: