Untuk kamu yang kini kecewa
karena aku,
Aku menulis ini hanya ingin
memberitahumu bahwa hujan kembali membawa kesedihan seperti tahun lalu. Air
dari mata yang sama terus membasahi kedua pipi. Tapi mungkin kali ini, alasan
mereka jatuh berbeda.
Aku menulis ini hanya ingin
memberitahumu bahwa aku tak lagi kuat, aku telah benar-benar terjatuh pada
godaan paling berat. Aku kehilangan pegangan. Aku lupa dengan jawaban dari
pertanyaan ‘Mengapa aku bertahan’.
Aku menulis ini hanya ingin
memberitahumu bahwa penyesalan tidak pernah berhenti mengusik malam-malamku.
Semua mimpi menjadi sangat keruh. Semua harapan yang telah kita bangun, jatuh.
Aku menulis ini hanya ingin
memberitahumu bahwa doa adalah satu-satunya pelukan yang bisa aku berikan
kepadamu. Aku berdoa agar tubuh ini dapat kembali memelukmu dan bahagia. Aku
berdoa agar mata ini dapat kembali memandang senyum dari wajah yang dipuja.
Aku menulis ini hanya ingin
memberitahumu bahwa aku sedang menangis saat aku merangkai kata agar kau dapat
membaca. Kemudian aku menghapus air mata dengan keras, karena air mata yang
jatuh cukup deras.
Sengaja aku menulis ini untuk
memberitahumu bahwa maaf tidak seharusnya diucapkan berulang kali. Tetapi kau
tahu, tidak ada kata selain maaf yang pantas diucapkan diri ini.
Sayang, jika di kemudian hari aku
tidak pernah kembali, dan kau terlalu lelah untuk menjemputku, maka pulanglah.
Tenangkan pikiranmu, lalu kemudian bernyanyi. Karena aku tahu, kau suka
bernyanyi.
Sayang, jika di kemudian hari aku
kembali, dan kau tidak ada disana untuk menyambutku, maka berakhirlah. Karena
sudah tidak ada lagi kebahagiaan pada dirimu saat aku pulang.
Tetapi sayang, jika di kemudian
hari aku kembali, dan kau tetap menungguku dengan senyuman yang sama, maka
berlarilah. Berlari dari tempat kau berdiri, karena kita bisa bertemu
ditengah-tengah. Tidak boleh satu dari kita yang kemudian saling mendahului.
Berlarilah sayang
karena aku juga berlari
demi memelukmu lagi.
Bandung,
Kamis, 29-Jan-15.
0 Comments:
Post a Comment